Tulungagung. Sesuai dengan misi untuk merespon pemikiran-pemikiran Islam baru yang relevan dengan perubahan serta perkembangan sosial dan keagamaan di era modern, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Tulungagung menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) penelitian Hadis bagi guru Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren. Diklat ini dimaksudkan untuk memfasilitasi para guru yang mengampu mata pelajaran Qur'an Hadis untuk mendiskusikan dan mengembangkan metode penelitian Hadis dan mata pelajaran Qur’an Hadis yang terus berkembang dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Diklat yang dilaksanakan di Auditorium Rektorat Lantai III pada hari Sabtu, 3 Oktober 2015 ini menghadirkan dua narasumber, yakni Mahbub Junaidi, S.Th.I, M.Th.I. dan Angki Fauzan Alim, S.Ud., M.Ud. Sebanyak 40 peserta antusias mengikuti diklat sejak pagi hingga sore hari.
Sebelum dimulainya materi diklat penelitian hadits, Dr. Abad Badruzaman (Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah) menyampaikan keynote speech. Disampaikan oleh beliau bahwa dalam memahami sebuah hadis diperlukan adanya kesadarah historis, yakni adanya rentang waktu, rentang geografis, dan Asbab al-Wurud (Setting Sosial, Kultural, dll) suatu hadis. "Hadis bukan hanya sumber hukum (fikih) melainkan sumber kehidupan dengan segala aspeknya" tegasnya.
Dr. Salamah Noorhidayati, ketua panitia pelaksana, menjelaskan bahwa pemahaman terhadap kandungan Hadis merupakan keharusan bagi umat Islam. Pelajaran Hadis yang diajarkan di sekolah dan pondok pesantren melalui seorang guru memberikan pengetahuan teoritis kepada siswa dan santri supaya dapat memahami kandungan dari Hadis serta penerapan nilai-nilainya dalam kehidupan. "Diklat ini dilaksanakan karena melihat peran sentral Guru dalam proses transfer of knowledge ilmu hadis kepada siswa dan santri," ujarnya.[*]