Tulungagung. Mengawali perkuliahan semester baru, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) IAIN Tulungagung mengadakan Studium Generale dengan tema "Membongkar Stagnasi Pemikiran Islam dengan Menumbuhkan Nilai-nilai Profetis, Sikap Humanis, dan Nalar Kritis" sebagai permulaan perkuliahan reguler semester gasal 2014/2015. Acara tersebut dilaksanakan pada 18 September 2014 di Gedung Rektorat Lantai III.
Narasumber dalam Perkuliahan Umum tersebut adalah Zuhairi Misrawi, Lc, MA, Koordinator Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M)dan Direktur Moderate Muslim Society (MMS). Bertindak sebagai moderator adalah Dr. Rizqon Khamami, Lc, MA, Ketua Jurusan Filsafat Agama.
Narasumber dalam Perkuliahan Umumtersebut adalah Zuhairi Misrawi, Lc, MA, Koordinator Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M)dan Direktur Moderate Muslim Society (MMS). Bertindak sebagai moderator adalah Dr. Rizqon Khamami, Lc, MA, Ketua Jurusan Filsafat Agama.
Studium Generale ini diikuti oleh ratusan mahasiswa dan puluhan dosen dari FUAD IAIN Tulungagung. Rektor IAIN Tulungagung, Dr. Maftukhin, M.Ag., memberikan sambutan sebelum acara dibuka secara resmi oleh Dekan FUAD IAIN Tulungagung, Dr. Abad Badruzaman, Lc, M.Ag.
Pada kesempatan tersebut, Zuhairi Misrawi yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Ketua MPR-RI dan Tim Media-Komunikasi Kantor Transisi 2014, memaparkan bahwa rekonstruksi pemikiran Islam harus memadukan antara teks dan konteks, mengutamakan prinsip perdamaian, mengutamakan nilai-nilai demokrasi serta menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan sosial.
Disampaikan Zuhairi Misrawi, bahwa mahasiswa IAIN harus meningkatkan budaya membaca, menumbuhkan budaya diskusi dan mengembangkan budaya menulis dan budaya penelitian. “Kemampuan menggunakan kecanggihan teknologi merupakan kekuatan untuk menunjang keilmuan/akademis," tegas Zuhairi Misrawi yang menempuh pendidikan S-1 di Universitas Al-Azhar, Kairo, dan S-2 di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Studium Generaleini berlangsung luar biasa semarak. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang memenuhi ruang Aula, pertanyaan dan tanggapan yang kritis dari para mahasiswa lintas jurusan, serta gagasan-gagasan dari narasumber yang inspiratif dan menggerakkan.[*]