Perilaku manusia tidak sepatutnya dinilai semata-mata dengan kacamata teori kepribadian dari Barat karena psikologi Barat hanya tepat untuk mengkaji manusia Barat sesuai dengan kultur sekulernya yang melatarbelakangi lahirnya ilmu itu. Agama memang menghormati tradisi (perilaku yang ma’ruf), tetapi lebih mengutamakan tuntunan agama yang baik (khayr). Oleh karena itu, konsep atau teori kepribadian Islam harus segera tampil untuk menjadi acuan normatif bagi umat Islam.
Perilaku yang sesuai dengan perintah agama seharusnya dinilai baik, dan apa yang dilarang oleh agama seharusnya dinilai buruk. Demikianlah salah satu pemikiran yang ditulis oleh Prof. Dr. Abdul Mudjib, M.Ag., M.Psi. dalam bukunya “Kepribadian dalam Psikologi Islam”. Buku ini dibedah pada hari ini, Rabu, 3 Juni 2015 di Gedung Pascasarjana IAIN Tulungagung.Acara bedah buku ini diselenggarakan oleh Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) IAIN Tulungagung. Menghadirkan pembicara Prof. Dr. Abdul Mudjib, M.Ag., M.Psi. sendiri selaku penulis buku yang saat ini masih bekerja sebagai Dosen di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dra. Uswah Wardiana, M.Si. (Wakil Dekan III FUAD) sebagai pembanding, dan sebagai Moderator Arman Marwing, M.A.
Psikologi Kepribadian Islam adalah studi Islam yang berhubungan dengan tingkah laku manusia berdasarkan pendekatan psikologis dalam relasinya dengan alam, dengan sesamanya dan dengan Tuhan agar dapat meningkatkan kualitas hidup di dunia dan akhirat. Displin ini membahas apa dan bagaimana tingkah laku manusia menurut pandangan Islam yang ditimbulkan dari jiwanya.
Prof. Abdul Mujib menuturkan, problem metodologis yang yang dihadapi dalam membangun teori kepribadian berbasis Psikologi Islam agar diakui sebagai disiplin ilmu adalah posisi Psikologi Islam yang berada di di antara dua persimpangan. Di satu sisi, psikologi Islam harus diuji oleh prinsip-prinsip ilmiah psikologi modern, sementara di sisi lain harus sesuai dengan nilai-nilai doktriner dalam Islam. Pada aspek tertentu kedua persimpangan itu mudah dilalui secara simultan, namun pada aspek yang lain justru saling bertentangan.
Dalam penulisannya, buku ini menggunakan pola kepribadian Islam (al-syakhshiyyah al-Islamiyyah) bukan kepribadian muslim (syakhshiyyat al-muslim). Artinya, uraian-uraian yang ditampilkan berdasarkan ajaran normatif Islam yang harus dilakukan oleh muslim. Karena normatif sifatnya maka buku ini menampilkan kepribadian yang "seharusnya", bukan ”apa adanya" dari perilaku umat Islam.
Buku ini merupakan pembanding atau bahkan counter discourse terhadap teori-teori kepribadian yang dibangun dari paradigma psikologi Barat. Dalam memahami kepribadian masyarakat religius, khususnya masyarakat Muslim Indonesia, tidak mungkin menggunakan teori-teori kepribadian dari psikologi Barat yang sekular. Selain bias budaya, teori-teori tersebut bebas nilai yang menafikan unsur-unsur metafisik dan spiritual-transedental. Teori kepribadian Islam lebih tepat digunakan untuk mempelajari kepribadian masyarakat Muslim karena dapat mencakup seluruh perilaku dan menunjukan self-image maupun self-esteem sebagai seorang Muslim yang sesungguhnya.
Acara bedah buku ini dibuka oleh Wakil Rektor I IAIN Tulungagung, Prof. Imam Fuadi, M.Ag. Seluruh pejabat di lingkungan FUAD mulai dari Dekan, Wakil Dekan, Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan turut hadir. Selain dari FUAD, acara ini juga dipenuhi oleh mahasiswa dari fakultas lain di lingkungan IAIN Tulungagung. Dimulai pada pukul 8:30 pagi, acara berlangsung lancar hingga berakhir sebelum pukul 12 siang.